Cute Rocking Baby Monkey

Kamis, 07 Januari 2016

Makalah H2S



BAB I
PENDAHULUAN

A.                LATAR BELAKANG

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya, termasuk hubungan timbal baliknya.
Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai peruntukannya.
Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat,energi,dan atau komponen lain ke dalam udara oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan atau mempengaruhi kesehatan manusia.
Udara ambien adalah udara bebas dipermukaan bumi pada lapisan troposfir yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya.
Salah satu penyebab pencemaran udara adalah Gas S yang sudah dikenal lama dalam industri perminyakan dan gas alamsejak dilakukan pengeboran dengan menggunakan menara kayu. Pada tahun 1814sebuah lubang yang sedang digali di Cumberland, untuk mendapatkanair ternyata lubang tersebut menyemburkan minyak dan gas yang tidak dikenal pada waktu itu dan kemudian diketahui sebagai gas S.
Di lubang sumur yang sedang digali tersebut terdapat tiga orang yangmeninggal karena menghirup gas S. Sejak tahun 1950 perkembangan industri perminyakan meningkat dengan sangat drastis yang akibatnya problema terhadap bahaya gas S menjadi meningkat pula. Pada saat itu semua industri minyak menyadari betapa pentingya tugas untuk mengebor, memproduksi dan menjualminyak yang berasal dari formasi yang mengandung gas S.
Dalam perkembangannya meskipun kegiatan operasi pengeboran untuk mendapatkan minyak bumi dan gas alam (migas) telah menggunakan teknologitinggi namun tetap harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan kewaspadaankarena adanya potensi risiko bahaya yang dapat mencelakakan jiwa manusia.
Secara umum pada udara luar, komposisi udara normal terdiri dari 21% Oksigen, 78,09% Nitrogen, 0,03% Carbon dioksida, dan 0,93% Argon. Komposisi udara itu untuk di dalam terowongan tambang bawah tanah akan sangat berbeda, karena jelas dalam tambang bawah tanah itu akan terjadi emisi dari berbagai jenis gas yang keluar dari batuan yang ada. Pada makalah ini akan dibahas mengenai salah satu gas yang kemungkinan terdapat didalam tambang bawah tanah yakni gas Hidrogen sulfida ( S)

B.                 RUMUSAN MASALAH

A.                Apa definisi gas?
B.                 Apa sifat-sifat gas?
C.                 Apa hidrogen sulfida ?
D.                Bagaimana cara terbentuknya hidrogen sulfida?
E.                 Bagaimana sifat dan karakteristik hidrogen sulfida?
F.                  Apa rumus kimia hidrogen sulfida?
G.                Apa dampak hidrogen sulfida terhadap lingkungan ?
H.                Apa dampak pencemaran hidrogen sulfida terhadap kesehatan manusia?
I.                   Bagaimana cara penurunan pencemaran hidrogen sulfida ?
J.                   Apa manfaat dan kerugian hidrogen sulfida?
K.                Berapa nilai ambang batas serta apa dampaknya hidrogen sulfida?



C.                TUJUAN

A.                Untuk mengetahui definisi gas
B.                 Untuk mengetahui sifat-sifat gas
C.                 Untuk mengetahui apa yang dimaksud hidrogen sulfida
D.                Untuk mengetahui cara terbentuknya hidrogen sulfida
E.                 Untuk mengetahui sifat dan karakteristik hidrogen sulfida
F.                  Untuk mengetahui rumus kimia hidrogen sulfida
G.                Untuk mengetahui dampak pencemaran hidrogen sulfida terhadap lingkungan
H.                Untuk mengetahui dampak pencemaran hidrogen sulfida terhadap kesehatan manusia
I.                   Untuk mengetahui bagaimana cara penurunan pencemaran hidrogen sulfida
J.                   Untuk mengetahui manfaat dan kerugian hidrogen sulfida
K.                Untuk mengetahui nilai ambang batas serta dampak hidrogen sulfida  















BAB II
PEMBAHASAN

A.  Definisi Gas

Gas adalah suatu fase benda. Seperti cairan, gas mempunyai kemampuan untuk mengalir dan dapat berubah bentuk. Namun berbeda dari cairan, gas yang tak tertahan tidak mengisi suatu volume yang telah ditentukan, sebaliknya mereka mengembang dan mengisi ruang apapun di mana mereka berada. Tenaga gerak/energi kinetis dalam suatu gas adalah bentuk zat terhebat kedua (setelah plasma). Karena penambahan energi kinetis ini, atom-atom gas dan molekul sering memantul antara satu sama lain, apalagi jika energi kinetis ini semakin bertambah.
Kata “gas” kemungkinan diciptakan oleh seorang kimiawan Flandria sebagai pengejaan ulang dari pelafalannya untuk kata Yunani, chaos (kekacauan).

B.     Sifat sifat gas

Sifat-sifat gas dapat dirangkumkan sebagai berikut.
1. Gas bersifat transparan.
2. Gas terdistribusi merata dalam ruang apapun bentuk ruangnya.
3. Gas dalam ruang akan memberikan tekanan ke dinding.
4. Volume sejumlah gas sama dengan volume wadahnya. Bila gas tidak diwadahi, volume gas akan menjadi tak hingga besarnya, dan tekanannya akan menjadi tak hingga kecilnya.
5. Gas berdifusi ke segala arah tidak peduli ada atau tidak tekanan luar.
6. Bila dua atau lebih gas bercampur, gas-gas itu akan terdistribusi merata.
7. Gas dapat ditekan dengan tekanan luar. Bila tekanan luar dikurangi, gas akan mengembang.
8. Bila dipanaskan gas akan mengembang, bila didinginkan akan mengkerut.
Selain itu sifat gas yang lainnya:
-       gaya tarik menarik sangat kecil
-       susunannya sangat tidak teratur
-       letaknya saling berjauhan
-       bergerak sangat bebas

C.    Hidrogen Sulfida

Hidrogen sulfida  (H2S) adalah gas yang tidak berwarna, beracun, mudah terbakar dan berbau seperti telur busuk. Gas ini dapat timbul dari aktivitas biologis ketika bakteri mengurai bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen (aktivitas anaerobik), seperti di rawa, dan saluran pembuangan kotoran. Gas ini juga muncul pada gas yang timbul dari aktivitas gunung berapi dan gas alam.
Hidrogen sulfida juga dikenal dengan nama sulfana, sulfur hidrida, gas asam (sour gas), sulfurated hydrogen, asam hidrosulfurik, dan gas limbah (sewer gas). IUPAC menerima penamaan "hidrogen sulfida" dan "sulfana"; kata terakhir digunakan lebih eksklusif ketika menamakan campuran yang lebih kompleks.
Ion sulfid, S2−, dikenal dalam bentuk padatan tetapi tidak di dalam larutan aqueous (oksida). Konstanta disosiasi kedua dari hidrogen sulfida sering dinyatakan sekitar 10−13, tetapi sekarang disadari bahwa angka ini merupakan error yang disebabkan oleh oksidasi sulfur dalam larutan alkalin. Estimasi terakhir terbaik untuk pKa2 adalah 19±2[1]. Gas Hydrogen Sulfide (H2S) sangat beracun dan mematikan, pekerjapekerja pada pemboran minyak dan gas bumi mempunyai resiko besar atas keluarnya gas H2S Pengetahuan Umum tentang (H2S) Hidrogen Sulfida (H2S) Adalah gas yang sangat beracun dan dapat melumpuhkan system pernapasan serta dapat dapat mematikan dalam beberapa menit. dalam jumlah sedikitpun gas H2S sangat berbahaya untuk kesehatan.
Hidrogen Sulfida terbentuk dari proses penguraian bahan-bahan organis oleh bakteri.Maka dari itu H2S terdapat dalam minyak dan gas bumi, selokan, air yang tergenang. Misalnya rawa-rawa dan juga terbentuk pada proses-proses industri maupun proses biologi lain

D.       Cara Terbentuknya Gas Hidrogen Sulfida

Gas H2S terbentuk akibat adanya penguraian zat-zat organik oleh bakteri. Oleh karena itu gas ini dapat ditemukan di dalam operasi pengeboran minyak / gas dan panas bumi, lokasi pembuangan limbah industri, peternakan atau pada lokasi pembuangan sampah.

E.       Sifat dan karakteristik gas H2S

Gas H2S mempunyai sifat dan karakteristik antara lain :
-     Tidak berwarna tetapi mempunyai bau khas seperti telur busuk pada
-     konsentrasi rendah sehingga sering disebut sebagai gas telur busuk.
-     Merupakan jenis gas beracun.
-     Dapat terbakar dan meledak pada konsentrasi LEL (Lower Explosive Limit )
-     4.3% ( 43000 PPM ) sampai UEL (  Upper Explosive Limite  )    46%      
-     ( 460000 PPM ) dengan nyala api berwarna biru pada temperature 500 0F
-     ( 260 0C )
Berat jenis gas H2S lebih berat dari udara sehingga gas H2S akan cenderung terkumpul di tempat / daerah yang rendah. Berat jenis gas H2S sekitar 20 % lebih berat dari udara dengan perbandingan berat jenis H2S :1.2 atm dan berat jenis udara : 1 atm. H2S dapat larut (bercampur) dengan air ( daya larut dalam air 437 ml/100 ml air pada 0 0C; 186 ml/100 ml air pada 40 0C ). H2S bersifat korosif sehingga dapat mengakibatkan karat pada peralatan logam.

F.     Rumus Kimia Hidrogen Sulfida

Hidrogen sulfida merupakan hidrida kovalen yang secara kimiawi terkait dengan air (H2O) karena oksigen dan sulfur berada dalam golongan yang sama di tabel periodik.
Hidrogen sulfida merupakan asam lemah, terpisah dalam larutan aqueous (mengandung air) menjadi kation hidrogen H+ dan anion hidrosulfid HS−:
H2S → HS + H+
Ka = 1.3×10−7 mol/L ; pKa = 6.89.

G.                Dampak Pencemaran Hidrogen Sulfida Terhadap Lingkungan

1.             Efek Pada Tanaman
      Di atmosfer, hidrogen sulfida teroksidasi oleh oksigen (O2) dan ozon (O3) membentuk sulfur dioksida (SO2), dan senyawa sulfat lainnya. Sulfur dioksida dan senyawa sulfat di atmosfer berkurang akibat penyerapan oleh tanaman, deposisi dan penyerapan oleh tanah, atau melalui presipitasi (Hill 1973). Senyawa Sulfur dioksida inilah yang dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman, yang dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor yaitu konsentrasi sulfur dioksida dan waktu kontak. Kerusakan tanaman di tandai dengan gejala pada beberapa bagian daun menjadi kering dan mati, biasanya warnanya memucat. Pada konsentrasi yang rendah dalam waktu yang lama menyebabkan kerusakan kronis yang ditandai dengan menguningnya warna daun karena terhambatnya mekanisme pembentukan klorofil. Kerusakan akut tanaman disebabkan karena kemampuan tanaman untuk mengubah yang diabsorbsi menjadi H2SO4 dan kemudian menjadi sulfat.
2.             Efek Pada Binatang
 Efek terhadap kehidupan binatang merupakan akibat adanya proses bioakumulasi dan keracunan bahan berbahaya. Misalnya terjadinya migrasi burung karena udara ambient yang terpapar senyawa asam sulfat (SO2) (Environment Management Development in Indonesia, 1992 dalam Mukono, 2008)
3.                  Efek Terhadap Bahan Lain
Kerusakan bahan lain akibat senyawa asam sulfat yang diproduksi bila SO2 bereaksi dengan uap air di atmosfer adalah terhadap cat, dimana waktu pengeringan dan pengerasan beberapa cat meningkat jika mengalami kontak dengan SO2. Penyebab lain adalah korosi pada kebanyak bahan metal (besi, baja, zink) yang diakibatkan dari lingkungan yang terpolusi sulfur dioksid. Beberapa hal yang perlu diketahui dari korosi metal adalah sebagai berikut :
a.Kecepatan korosi meningkat pada daerah industry
b. Kecepatan korosi meningkat pada musim gugur dan salju dank arena polutan partikel dan sulfur lebih terkonsentrasi dalam pembakaran bahan bakar untuk pemanasan. Asam sulfat dalam konsentrasi yang tinggi juga dapat menyebabkan kerusakan pada bahan bangunan, terutama bahan-bahan yang mengandung karbonat seperti marmer, batu kapur genteng dan batu. Selain itu, beberapa tekstil yang terbuat dari serat tumbuhan menjadi lapuk karena kontak dengan asam sulfat. Begitu juga halnya dengan kulit, dankertas yang menjadi rusak/rapuh bila terkenah asam sulfat.

H.                Dampak Pencemaran Hidrogen Sulfida Pada Manusia

Inhalasi merupakan rute utama hydrogen sulfide masuk ke dalam tubuh manusia dikarenakan hydrogen sulfide bersifat gas. Data laporan paparan hydrogen sulfide pada masyarakat berasal dari laporan kasus keracunan akut, eksposur pekerjaan, dan studi pada masyarakat yang terbatas. Akibat menghirup udara dengan konsentrasi hydrogen sulfide tinggi dapat berdampak pada kesehatan pada beberapa sistem tubuh. Efek kesehatan yang diamati pada manusia yang terpapar hidrogen sulfida menyebabkan kematian, gangguan pernapasan, mata, saraf, kardiovaskular, metabolisme, dan efek reproduksi. Efek pada Pernapasan, saraf, dan mata paling sensitif bial seseorang tereksposur hydrogen sulfide. Namun, belum ditemukan efek karsinogenik pada manusia yang diakibatkan oleh hydrogen sulfide. Berikut ini tabel efek kesehatan yang diakibatkan oleh paparan hydrogen sulfida.
Tabel 1. Konsentrasi Hidrogen Sulfida (H2S) dan Efeknya Terhadap Kesehatan Manusia




Banyak laporan kasus kematian manusia akibat paparan tunggal gas hydrogen sulfide dengan konsentrasi tinggi (≥ 700 mg/m³) (Beauchamp et al., 1984). Sebagian besar kasus fatal yang terkait dengan paparan hidrogen sulfida terjadi di ruang yang relatif terbatas, korban sangat cepat kehilangan kesadaran setelah menghirup hidrogen sulfide. Banyak pula studi kasus yang diasumsikan sebagai keracunan akibat paparan hydrogen sulfida. Kematian akibat paparan tunggal hydrogen sulfide pada konsentrasi tinggi merupakan hasil dari kegagalan pernapasan atau inefisiensi pernapasan, edema paru, dan sianosis. Adapun efek hydrogen sulfide pada manusia sebagai berikut :
1.      Efek Pada Mata
Hidrogen sulfida merupakan gas yang bersifat iritan. Efek pada mata disebabkan karena kontak langsung mata dengan gas hidrogen sulfida. Pengaruh hidrogen sulfida pada mata cukup penting, karena efek paparan hydrogen sulfide pada mata memberikan sedikit efek pada sistem tubuh lainnya (NIOSH, 1977). Prevalensi efek paparan hydrogen sulfide terhadap keluhan mata secara signifikan telah dilaporkan pada pekerja yang terpapar hidrogen sulfida di atas 5 mg/m³ dibandingkan dengan pekerja yang tidak terpapar (Vanhoorne et al., 1995). Iritasi mata dilaporkan pada pekerja yang terpapar hidrogen sulfida pada konsentrasi 15.29 mg/m³ dengan durasi paparan 6-7 jam (IPCS, 1981). Paparan pada konsentrasi yang lebih besar dari 70 mg/m³ selama 1 jam atau lebih dapat merusak  jaringan mata (Riffat dkk., 1999). Jaakkola et al. (1990) melaporkan bahwa orang-orang yang terkena hidrogen sulfida ketika tinggal di sebuah komunitas di sekitar pabrik kertas mempunyai risiko 12 kali lebih terkena iritasi mata dari orang-orang tidak terpapar.
2.      Efek Pada Pernapasan
Paparan hydrogen sulfide dengan konsentrasi tinggi menyebabkan efek yang banyak pada pernapasan. Eksposur hydrogen sulfida lebig dari 700 mg/m³ menyebabkan kegagalan pernafasan (Beauchamp et al., 1984). Gangguan pernapasan tercatat pada dua pekerja yang terpapar hidrogen sulfida lebih dari 56 mg/ m³ selama lebih dari 25 menit (Spolyar, 1951). Efek pernapasan lainnya akibat paparan hydrogen sulfide dengan konsentrasi tinggi menyebabkan edema paru non-kardiogenik, sakit tenggorokan, batuk, dan sesak. Sebuah studi tindak lanjut baru-baru ini memberikan bukti lebih lanjut bahwa paparan jangka panjang untuk tingkat rendah senyawa sulfur berbau busuk meningkatkan risiko infeksi saluran pernafasan akut dan gejala saluran pernapasan (Jaakkola etal., 1999).
3.                  Efek Neurologis
Paparan hydrogen sulfide dengan konsentrasi tinggi dapat menyebabkan mual, sakit kepala, delirium, gangguan keseimbangan, daya ingat menurun, perubahan neurulogis, terganggunya indra ung, dan peningkatan tekanan darah juga dialami oleh pekerja akibat eksposur hydrogen sulfide (Krekel, 1964; Thoman, 1969; Audeau et al, 1985.). Namun, tidak ada informasi mengenai konsentrasi hidrogen sulfida.
4.                  Efek Metabolik
            Paparan hydrogen sulfide pada orang sehat dengan konsentrasi 7-14 mg/m³ melalui pernapasan mulut selama 20-30 menit saat berolahraga pada 50% kekuatan aerobik maksimal mengakibatkan peningkatan konsentrasi laktat darah, penurunan penyerapan oksigen, dan penurunan otot sintase sitrat dan menandakan sebuah kecendrungan otot untuk menggeser metabolik otot dari aerobik ke metabolisme anaerobik (Bhambhani & Singh, 1991;.pada individu yang hidup berlawanan arah angin dari kilang gas alam di Alberta, Kanada, 1970-1984 (Schechter et al., 1989). Dalam sebuah penelitian epidemiologi retrospektif dengan menggunakan register kanker 1981-1990, Bates et al. (1998) mengevaluasi risiko kanker dikenal sistem organ target hidrogen sulfida dalam toksisitas penduduk Rotorua, kota Selandia Baru yang menggunakan energi panas bumi untuk keperluan pemanasan industri dan domestik. Dampak dari hidrogen sulfida dan merkuri dari sumber panas bumi bisa memiliki dampak kesehatan. Sebuah penelitian menunjukkan secara signifikan risiko kanker hidung (SIR = 3.17;P= 0,01) ditemukan di antara penduduk Rotorua dibandingkan dengan penduduk Selandia Baru lainnya. Namun, ini adalah kanker langka, dan temuan ini didasarkan pada hanya empat kasus. Penduduk Rotorua memiliki persentase yang lebih tinggi dari penduduk Maori di sisa Selandia Baru. Para peneliti juga memeriksa data mereka dikelompokkan berdasarkan etnis dan jenis kelamin dan menemukan peningkatan risiko yang signifikan dari kanker trakea, bronkus, dan paru-paru (SIR = 1,48;P = 0,02) antara Maori perempuan di Rotorua dibandingkan dengan Maori perempuan di seluruh Selandia Baru. Perbedaan dalam merokok antara dua populasi tidak cukup untuk menjelaskan perbedaan dalam risiko. Para penulis menyimpulkan bahwa ada data yang memadai mengenai paparan yang mengizinkan kesimpulan tentang kemungkinan hubungan sebab-akibat antara hidrogen sulfida dan timbulnya kanker. Secara total, tidak mungkin untuk mengevaluasi potensi karsinogenik hidrogen sulfida berdasarkan studi manusia.
5.      Efek Kardiovaskular
Nyeri dada dan bradikardia dilaporkan akibat terpapar hydrogen sulfide dengan konsentrasi yang sangat tinggi melalui inhalasi (Arnold et al., 1985). Aritmia jantung,penyimpitan jantung, dan peningkatan tekanan darah juga dialami oleh pekerja akibat eksposur hydrogen sulfide (Krekel, 1964; Thoman, 1969; Audeau et al, 1985.). Namun, tidak ada informasi mengenai konsentrasi hidrogen sulfida.


I.                   Upaya Penurunan Pencemaran Hidrogen Sulfida

Dalam melakukan upaya pengendalian dan pengawasan suatu bahan pencemar di lingkungan, informasi tentang sumber, karakteristik dan mekanisme penyebarannya di lingkungan dari bahan polutan tersebut perlu diketahui sehingga program – program yang akan dilakukan dalam menurunkan pencemaran bahan tersebut efektif dan efisien. Keberadaan gas hydrogen sulfide di lingkungan bersumber dari endogen (alami) dan eksogen (akibat aktivitas manusia/industry). Pengendalian dan pengawasan dalam rangka menurunkan hidrogen sulfide di lingkungan dilakukan dengan cara penetapan baku mutu udara pada sumber, baku mutu pada udara ambient, tingkat gangguan serta ambang batas emisi gas buang. Adapun upaya yang dilakukan untuk menurunkan gas hydrogen sulfide di lingkungan sebagai berikut :
1. Penetapan baku mutu udara ambent hydrogen sulfide. Penetapan ini penting untuk mengetahui dan membandingkan konsentrasi atau nilai tingkat bahan polutan dengan baku mutu yang telah ditetapkan. Penetapan baku mutu udara ini dapat dilakukan melalui peraturan daerah setempat.
2. Pemulihan mutu udara. Kegiatan ini bisa dilakuan secara perorangan atau oleh penanggung  jawab atau pengelola usaha atau kegiatan baik swasta maupun pemerintah yang menghasilkan udara, baik kesadaran sendiri setelah diketahui terjadinya polusi udara maupun akibat dari hasil pemantauan, pengendalian atau pengawasan mutu udara ambient serta teguran dari instansi terkait atau berdasarkan laporan masyarakat. Upaya ini sangat memerlukan kesadaran, kemauan dan komitmen dari semua pihak untuk menjaga dan memelihara kualitas udara demi keberlanjutan kehidupan mendatang.
3. Penanggulangan pada sumber gas hydrogen sulfide yang berasal dari sumber atau aktivitas yang tidak bergerak seperti industry dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah meliputi pengawasan terhadap penataan baku mutu emisi yang ditetapkan, pemantauan emisi yang keluar dari kegiatan dan mutu udara ambient di sekitar lokasi kegiatan serta pemeriksaan penataan terhadap ketentuan persyaratan teknis pengendalian pencemaran udara.
 4. Pengendalian dan pengawasan pada sumber gas hydrogen sulfide yang berasal dari sumber atau aktivitas yang meliputi pengawasan terhadap penataan baku mutu emisi gas buang untuk kendaraan bermotor tipe baru dan tipe lama, pemantauan mutu udara ambiet di sekitar jalan, pengadaan bahan bakar minyak khususnya solar berkadar belerang rendah sesuai standar yang ditetapkan.
5. Perlunya dibangun atau dipasang Indeks Standar Pencemar Udarasebagai informasi terhadap kualitas udara serta kesiapsiagaan keadaan darurat yang ditetapkan dan diumumkan oleh gubernur atau walikota/bupati di wilayah kerjanya.
6. Penegakkan hukum di bidang pencemaran lingkungan. Upaya ini perlu dilakukan terhadap pengelola usaha atau pemilik yang menghasilkan sumber pencemaran udara sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku Fokus kegiatan yang akan dilakukan dalam upaya penurunan gas hydrogen sulfide yang bersifat preventif khusus untuk sumber bukan alami adalah sebagai berikut :
1.                  Pemasangan filter pada cerobong asap industry
2.                  Melakukan uji emisi secara berkala
3.                  Penanaman pohon di daerah sekitar industry dan jalan raya
4.                  Pada skala rumah tangga, fungsikan ventilasi rumah dengan baik serta mengurangi pemakain bahan bakar minyak
5.                  Peneggakan larangan merokok di tempat umum dengan sanksi yang tegas.
6.                  Membuat wilayah berbukit-bukit
7.                  Penggunaan masker
J.                  Manfaat dan Kerugian Gas Hidrogen Sulfida

Hidrogen sulfida merupakan gas alami yang sering dijumpai manusia. Di alam bebas, gas dengan rumus kimia H2S ini dihasilkan oleh tumpukan sampah dan gunung berapi. Tak hanya berbau busuk, gas tersebut juga berbahaya dan dapat menyebabkan keracunan jika dihirup dalam jumlah tertentu.
Bagi manusia, gas ini juga tak asing didengar telinga. Di dalam tubuh, hidrogen sulfida secara alami dihasilkan oleh bakteri penghuni usus besar manusia. Gas tersebut adalah hasil samping pembusukan makanan yang dicerna. Seperti gas lain yang dihasilkan tubuh, ketakseimbangan produksi H2S menimbulkan berbagai penyakit.
Dahulu, manusia enggan menelisik jauh makna dibalik kentut. Namun, kini agaknya orang perlu berpikir ulang atas sikap yang demikian. Sebagaimana hasil penelitian yang akan dipaparkan, gas tersebut ternyata bermanfaat bagi kesehatan.
K.                Ambang Batas serta Dampak Gas Hidrogen Sulfida

Tabel 1. Tingkat konsentrasi H2S dan efek terhadap manusia
Tingkat H2S (PPM)
Efek pada manusia
0.13
Bau minimal yang masih terasa
4.6
Mudah dideteksi, bau yang sedang
10
Permulaan iritasi mata dan mulai berair
27
Bau yang tidak enak dan tidak dapat ditoleransi lagi.
100
Batuk-batuk, iritasi mata dan indera penciuman sudah tidak berfungsi
200 - 300
Pembengkakan mata dan rasa kekeringan di tenggorokan
500 - 700
Kehilangan kesadaran dan bisa mematikan dalam waktu 30 - 1 jam
Lebih dari 700
Kehilangan kesadaran dengan cepat dan berlanjut kematian
                        

















BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

1. Hidrogen sulfida  (H2S) adalah gas yang tidak berwarna, beracun, mudah terbakar dan berbau seperti telur busuk. Gas ini dapat timbul dari aktivitas biologis ketika bakteri mengurai bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen (aktivitas anaerobik), seperti di rawa, dan saluran pembuangan kotoran. Dalam pembentukan batubara terjadi proses pembusukan oleh bakteri anaerob maka dari itu gas H2S ini bisa saja terekspose pada saat proses penambangan batubara
2. Gas hidrogen sulfida terbentuk dari aktivitas bilogis pada saat terjadi penguraian bakteri anoraganik atau dalam keadaan tanpa oksigen, H2S didalam tubuh manusia apabila dengan kadar yang tepat dapat menjadi obat untuk penyakit tertentu dan sebagai pengatur tekanan darah. Namun apabila kadar H2S tersebut didalam tubuh melebihi batas maka akan sangat berbahaya.
3. Gas hidrogen sulfida dalam komposisi udara memilika ambang batas tertentu yang dapat dikategorikan sebagai aman sampai berbahaya, kadar 27 ppm kebawah masih dapat ditoleransi oleh tubuh manusia, namun untuk kadar diatas 100 ppm dapat menyebabkan batuk-batuk, gangguan pengelihatan, gangguan tenggorokan dan apabila kadar telah sampai 500-700 ppm maka akan sangat berakibat fatal terhadap manusia karena dapat menyebabkan kehulangan kesadaran bahkan kematian.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar