BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Lingkungan
hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,daya, keadaan dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya, termasuk hubungan timbal
baliknya.
Pencemaran
lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi,
dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga
kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup
tidak dapat berfungsi sesuai peruntukannya.
Pencemaran udara
adalah masuknya atau dimasukkannya zat,energi,dan atau komponen lain ke dalam
udara oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan atau mempengaruhi kesehatan manusia.
Udara ambien
adalah udara bebas dipermukaan bumi pada lapisan troposfir yang dibutuhkan dan
mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup
lainnya.
Salah satu penyebab
pencemaran udara adalah Gas
S yang sudah dikenal lama dalam
industri perminyakan dan gas alamsejak dilakukan pengeboran dengan menggunakan
menara kayu. Pada tahun 1814sebuah lubang yang sedang digali di Cumberland,
untuk mendapatkanair ternyata lubang tersebut menyemburkan minyak dan gas yang
tidak dikenal pada waktu itu dan kemudian diketahui sebagai gas
S.
Di lubang sumur
yang sedang digali tersebut terdapat tiga orang yangmeninggal karena menghirup
gas
S. Sejak tahun 1950 perkembangan
industri perminyakan meningkat dengan sangat drastis yang akibatnya problema
terhadap bahaya gas
S menjadi meningkat pula. Pada
saat itu semua industri minyak menyadari betapa pentingya tugas untuk mengebor,
memproduksi dan menjualminyak yang berasal dari formasi yang mengandung gas
S.
Dalam
perkembangannya meskipun kegiatan operasi pengeboran untuk mendapatkan minyak
bumi dan gas alam (migas) telah menggunakan teknologitinggi namun tetap harus
dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan kewaspadaankarena adanya potensi
risiko bahaya yang dapat mencelakakan jiwa manusia.
Secara umum
pada udara luar, komposisi udara normal terdiri dari 21% Oksigen, 78,09%
Nitrogen, 0,03% Carbon dioksida, dan 0,93% Argon. Komposisi udara itu untuk di
dalam terowongan tambang bawah tanah akan sangat berbeda, karena jelas dalam
tambang bawah tanah itu akan terjadi emisi dari berbagai jenis gas yang keluar
dari batuan yang ada. Pada makalah ini akan dibahas mengenai salah satu gas
yang kemungkinan terdapat didalam tambang bawah tanah yakni gas Hidrogen
sulfida (
S)
B.
RUMUSAN
MASALAH
A.
Apa definisi gas?
B.
Apa sifat-sifat gas?
C.
Apa hidrogen sulfida ?
D.
Bagaimana cara
terbentuknya hidrogen sulfida?
E.
Bagaimana sifat dan
karakteristik hidrogen sulfida?
F.
Apa rumus kimia
hidrogen sulfida?
G.
Apa dampak hidrogen
sulfida terhadap lingkungan ?
H.
Apa dampak pencemaran
hidrogen sulfida terhadap kesehatan manusia?
I.
Bagaimana cara
penurunan pencemaran hidrogen sulfida ?
J.
Apa manfaat dan
kerugian hidrogen sulfida?
K.
Berapa nilai ambang
batas serta apa dampaknya hidrogen sulfida?
C.
TUJUAN
A.
Untuk mengetahui
definisi gas
B.
Untuk mengetahui
sifat-sifat gas
C.
Untuk mengetahui apa
yang dimaksud hidrogen sulfida
D.
Untuk mengetahui cara
terbentuknya hidrogen sulfida
E.
Untuk mengetahui sifat
dan karakteristik hidrogen sulfida
F.
Untuk mengetahui rumus
kimia hidrogen sulfida
G.
Untuk mengetahui
dampak pencemaran hidrogen sulfida terhadap lingkungan
H.
Untuk mengetahui
dampak pencemaran hidrogen sulfida terhadap kesehatan manusia
I.
Untuk mengetahui
bagaimana cara penurunan pencemaran hidrogen sulfida
J.
Untuk mengetahui
manfaat dan kerugian hidrogen sulfida
K.
Untuk mengetahui nilai
ambang batas serta dampak hidrogen sulfida
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Gas
Gas adalah suatu fase benda. Seperti cairan, gas mempunyai
kemampuan untuk mengalir dan dapat berubah bentuk. Namun berbeda dari cairan,
gas yang tak tertahan tidak mengisi suatu volume yang telah ditentukan,
sebaliknya mereka mengembang dan mengisi ruang apapun di mana mereka berada.
Tenaga gerak/energi kinetis dalam suatu gas adalah bentuk zat terhebat kedua
(setelah plasma). Karena penambahan energi kinetis ini, atom-atom gas dan
molekul sering memantul antara satu sama lain, apalagi jika energi kinetis ini
semakin bertambah.
Kata
“gas” kemungkinan diciptakan oleh seorang kimiawan Flandria sebagai pengejaan
ulang dari pelafalannya untuk kata Yunani, chaos (kekacauan).
B.
Sifat
sifat gas
Sifat-sifat
gas dapat dirangkumkan sebagai berikut.
1.
Gas bersifat transparan.
2.
Gas terdistribusi merata dalam ruang apapun bentuk ruangnya.
3.
Gas dalam ruang akan memberikan tekanan ke dinding.
4.
Volume sejumlah gas sama dengan volume wadahnya. Bila gas tidak diwadahi,
volume gas akan menjadi tak hingga besarnya, dan tekanannya akan menjadi tak
hingga kecilnya.
5.
Gas berdifusi ke segala arah tidak peduli ada atau tidak tekanan luar.
6.
Bila dua atau lebih gas bercampur, gas-gas itu akan terdistribusi merata.
7.
Gas dapat ditekan dengan tekanan luar. Bila tekanan luar dikurangi, gas akan
mengembang.
8.
Bila dipanaskan gas akan mengembang, bila didinginkan akan mengkerut.
Selain
itu sifat gas yang lainnya:
- gaya tarik menarik sangat kecil
- susunannya sangat tidak teratur
- letaknya saling berjauhan
- bergerak sangat bebas
C.
Hidrogen
Sulfida
Hidrogen sulfida
(H2S) adalah gas yang tidak berwarna, beracun, mudah terbakar dan berbau
seperti telur busuk. Gas ini dapat timbul dari aktivitas biologis ketika
bakteri mengurai bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen (aktivitas
anaerobik), seperti di rawa, dan saluran pembuangan kotoran. Gas ini juga
muncul pada gas yang timbul dari aktivitas gunung berapi dan gas alam.
Hidrogen sulfida juga dikenal dengan nama sulfana, sulfur
hidrida, gas asam (sour gas), sulfurated hydrogen, asam hidrosulfurik, dan gas
limbah (sewer gas). IUPAC menerima penamaan "hidrogen sulfida" dan
"sulfana"; kata terakhir digunakan lebih eksklusif ketika menamakan
campuran yang lebih kompleks.
Ion
sulfid, S2−, dikenal dalam bentuk padatan tetapi tidak di dalam larutan aqueous
(oksida). Konstanta disosiasi kedua dari hidrogen sulfida sering dinyatakan
sekitar 10−13, tetapi sekarang disadari bahwa angka ini merupakan error yang
disebabkan oleh oksidasi sulfur dalam larutan alkalin. Estimasi terakhir
terbaik untuk pKa2 adalah 19±2[1]. Gas Hydrogen Sulfide (H2S) sangat beracun
dan mematikan, pekerjapekerja pada pemboran minyak dan gas bumi mempunyai
resiko besar atas keluarnya gas H2S Pengetahuan Umum tentang (H2S) Hidrogen
Sulfida (H2S) Adalah gas yang sangat beracun dan dapat melumpuhkan system pernapasan
serta dapat dapat mematikan dalam beberapa menit. dalam jumlah sedikitpun gas
H2S sangat berbahaya untuk kesehatan.
Hidrogen
Sulfida terbentuk dari proses penguraian bahan-bahan organis oleh bakteri.Maka
dari itu H2S terdapat dalam minyak dan gas bumi, selokan, air yang tergenang.
Misalnya rawa-rawa dan juga terbentuk pada proses-proses industri maupun proses
biologi lain
D.
Cara
Terbentuknya Gas Hidrogen Sulfida
Gas H2S terbentuk akibat adanya penguraian zat-zat organik
oleh bakteri. Oleh karena itu gas ini dapat ditemukan di dalam operasi
pengeboran minyak / gas dan panas bumi, lokasi pembuangan limbah industri,
peternakan atau pada lokasi pembuangan sampah.
E.
Sifat
dan karakteristik gas H2S
Gas H2S mempunyai sifat dan karakteristik antara lain :
- Tidak berwarna tetapi mempunyai bau khas
seperti telur busuk pada
- konsentrasi rendah sehingga sering disebut
sebagai gas telur busuk.
- Merupakan jenis gas beracun.
- Dapat terbakar dan meledak pada
konsentrasi LEL (Lower Explosive Limit )
- 4.3% ( 43000 PPM ) sampai UEL ( Upper Explosive Limite )
46%
- ( 460000 PPM ) dengan nyala api berwarna
biru pada temperature 500 0F
- ( 260 0C )
Berat
jenis gas H2S lebih berat dari udara sehingga gas H2S akan cenderung terkumpul
di tempat / daerah yang rendah. Berat jenis gas H2S sekitar 20 % lebih berat
dari udara dengan perbandingan berat jenis H2S :1.2 atm dan berat jenis udara :
1 atm. H2S dapat larut (bercampur) dengan air ( daya larut dalam air 437 ml/100
ml air pada 0 0C; 186 ml/100 ml air pada 40 0C ). H2S bersifat korosif sehingga
dapat mengakibatkan karat pada peralatan logam.
F.
Rumus
Kimia Hidrogen Sulfida
Hidrogen sulfida merupakan hidrida kovalen yang secara
kimiawi terkait dengan air (H2O) karena oksigen dan sulfur berada dalam
golongan yang sama di tabel periodik.
Hidrogen
sulfida merupakan asam lemah, terpisah dalam larutan aqueous (mengandung air)
menjadi kation hidrogen H+ dan anion hidrosulfid HS−:
H2S → HS− + H+
Ka
= 1.3×10−7 mol/L ; pKa = 6.89.
G.
Dampak
Pencemaran Hidrogen Sulfida Terhadap Lingkungan
1.
Efek
Pada Tanaman
Di atmosfer, hidrogen sulfida teroksidasi
oleh oksigen (O2) dan ozon (O3) membentuk sulfur dioksida (SO2), dan senyawa
sulfat lainnya. Sulfur dioksida dan senyawa sulfat di atmosfer berkurang akibat
penyerapan oleh tanaman, deposisi dan penyerapan oleh tanah, atau melalui
presipitasi (Hill 1973). Senyawa Sulfur dioksida inilah yang dapat menyebabkan
kerusakan pada tanaman, yang dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor yaitu konsentrasi
sulfur dioksida dan waktu kontak. Kerusakan tanaman di tandai dengan gejala
pada beberapa bagian daun menjadi kering dan mati, biasanya warnanya memucat.
Pada konsentrasi yang rendah dalam waktu yang lama menyebabkan kerusakan kronis
yang ditandai dengan menguningnya warna daun karena terhambatnya mekanisme
pembentukan klorofil. Kerusakan akut tanaman disebabkan karena kemampuan
tanaman untuk mengubah yang diabsorbsi menjadi H2SO4 dan kemudian menjadi
sulfat.
2.
Efek
Pada Binatang
Efek terhadap kehidupan binatang merupakan
akibat adanya proses bioakumulasi dan keracunan bahan berbahaya. Misalnya
terjadinya migrasi burung karena udara ambient yang terpapar senyawa asam
sulfat (SO2) (Environment Management Development in Indonesia, 1992 dalam
Mukono, 2008)
3.
Efek
Terhadap Bahan Lain
Kerusakan bahan lain
akibat senyawa asam sulfat yang diproduksi bila SO2 bereaksi dengan uap air di
atmosfer adalah terhadap cat, dimana waktu pengeringan dan pengerasan beberapa
cat meningkat jika mengalami kontak dengan SO2. Penyebab lain adalah korosi
pada kebanyak bahan metal (besi, baja, zink) yang diakibatkan dari lingkungan
yang terpolusi sulfur dioksid. Beberapa hal yang perlu diketahui dari korosi
metal adalah sebagai berikut :
a.Kecepatan
korosi meningkat pada daerah industry
b.
Kecepatan korosi meningkat pada musim gugur dan salju dank arena polutan
partikel dan sulfur lebih terkonsentrasi dalam pembakaran bahan bakar untuk
pemanasan. Asam sulfat dalam konsentrasi yang tinggi juga dapat menyebabkan
kerusakan pada bahan bangunan, terutama bahan-bahan yang mengandung karbonat
seperti marmer, batu kapur genteng dan batu. Selain itu, beberapa tekstil yang
terbuat dari serat tumbuhan menjadi lapuk karena kontak dengan asam sulfat.
Begitu juga halnya dengan kulit, dankertas yang menjadi rusak/rapuh bila
terkenah asam sulfat.
H.
Dampak
Pencemaran Hidrogen Sulfida Pada Manusia
Inhalasi
merupakan rute utama hydrogen sulfide masuk ke dalam tubuh manusia dikarenakan
hydrogen sulfide bersifat gas. Data laporan paparan hydrogen sulfide pada masyarakat
berasal dari laporan kasus keracunan akut, eksposur pekerjaan, dan studi pada
masyarakat yang terbatas. Akibat menghirup udara dengan konsentrasi hydrogen
sulfide tinggi dapat berdampak pada kesehatan pada beberapa sistem tubuh. Efek
kesehatan yang diamati pada manusia yang terpapar hidrogen sulfida menyebabkan
kematian, gangguan pernapasan, mata, saraf, kardiovaskular, metabolisme, dan
efek reproduksi. Efek pada Pernapasan, saraf, dan mata paling sensitif bial
seseorang tereksposur hydrogen sulfide. Namun, belum ditemukan efek
karsinogenik pada manusia yang diakibatkan oleh hydrogen sulfide. Berikut ini
tabel efek kesehatan yang diakibatkan oleh paparan hydrogen sulfida.
Tabel 1. Konsentrasi
Hidrogen Sulfida (H2S) dan Efeknya Terhadap Kesehatan Manusia
Banyak laporan
kasus kematian manusia akibat paparan tunggal gas hydrogen sulfide dengan
konsentrasi tinggi (≥ 700 mg/m³) (Beauchamp et al., 1984). Sebagian besar kasus
fatal yang terkait dengan paparan hidrogen sulfida terjadi di ruang yang
relatif terbatas, korban sangat cepat kehilangan kesadaran setelah menghirup
hidrogen sulfide. Banyak pula studi kasus yang diasumsikan sebagai keracunan
akibat paparan hydrogen sulfida. Kematian akibat paparan tunggal hydrogen
sulfide pada konsentrasi tinggi merupakan hasil dari kegagalan pernapasan atau
inefisiensi pernapasan, edema paru, dan sianosis. Adapun efek hydrogen sulfide
pada manusia sebagai berikut :
1.
Efek
Pada Mata
Hidrogen
sulfida merupakan gas yang bersifat iritan. Efek pada mata disebabkan karena
kontak langsung mata dengan gas hidrogen sulfida. Pengaruh hidrogen sulfida
pada mata cukup penting, karena efek paparan hydrogen sulfide pada mata
memberikan sedikit efek pada sistem tubuh lainnya (NIOSH, 1977). Prevalensi efek
paparan hydrogen sulfide terhadap keluhan mata secara signifikan telah
dilaporkan pada pekerja yang terpapar hidrogen sulfida di atas 5 mg/m³
dibandingkan dengan pekerja yang tidak terpapar (Vanhoorne et al., 1995).
Iritasi mata dilaporkan pada pekerja yang terpapar hidrogen sulfida pada
konsentrasi 15.29 mg/m³ dengan durasi paparan 6-7 jam (IPCS, 1981). Paparan
pada konsentrasi yang lebih besar dari 70 mg/m³ selama 1 jam atau lebih dapat
merusak jaringan mata (Riffat dkk.,
1999). Jaakkola et al. (1990) melaporkan bahwa orang-orang yang terkena
hidrogen sulfida ketika tinggal di sebuah komunitas di sekitar pabrik kertas
mempunyai risiko 12 kali lebih terkena iritasi mata dari orang-orang tidak
terpapar.
2.
Efek
Pada Pernapasan
Paparan
hydrogen sulfide dengan konsentrasi tinggi menyebabkan efek yang banyak pada
pernapasan. Eksposur hydrogen sulfida lebig dari 700 mg/m³ menyebabkan
kegagalan pernafasan (Beauchamp et al., 1984). Gangguan pernapasan tercatat
pada dua pekerja yang terpapar hidrogen sulfida lebih dari 56 mg/ m³ selama
lebih dari 25 menit (Spolyar, 1951). Efek pernapasan lainnya akibat paparan
hydrogen sulfide dengan konsentrasi tinggi menyebabkan edema paru
non-kardiogenik, sakit tenggorokan, batuk, dan sesak. Sebuah studi tindak
lanjut baru-baru ini memberikan bukti lebih lanjut bahwa paparan jangka panjang
untuk tingkat rendah senyawa sulfur berbau busuk meningkatkan risiko infeksi
saluran pernafasan akut dan gejala saluran pernapasan (Jaakkola etal., 1999).
3.
Efek
Neurologis
Paparan
hydrogen sulfide dengan konsentrasi tinggi dapat menyebabkan mual, sakit
kepala, delirium, gangguan keseimbangan, daya ingat menurun, perubahan
neurulogis, terganggunya indra ung, dan peningkatan tekanan darah juga dialami
oleh pekerja akibat eksposur hydrogen sulfide (Krekel, 1964; Thoman, 1969;
Audeau et al, 1985.). Namun, tidak ada informasi mengenai konsentrasi hidrogen
sulfida.
4.
Efek
Metabolik
Paparan
hydrogen sulfide pada orang sehat dengan konsentrasi 7-14 mg/m³ melalui
pernapasan mulut selama 20-30 menit saat berolahraga pada 50% kekuatan aerobik
maksimal mengakibatkan peningkatan konsentrasi laktat darah, penurunan
penyerapan oksigen, dan penurunan otot sintase sitrat dan menandakan sebuah
kecendrungan otot untuk menggeser metabolik otot dari aerobik ke metabolisme
anaerobik (Bhambhani & Singh, 1991;.pada individu yang hidup berlawanan
arah angin dari kilang gas alam di Alberta, Kanada, 1970-1984 (Schechter et
al., 1989). Dalam sebuah penelitian epidemiologi retrospektif dengan menggunakan
register kanker 1981-1990, Bates et al. (1998) mengevaluasi risiko kanker
dikenal sistem organ target hidrogen sulfida dalam toksisitas penduduk Rotorua,
kota Selandia Baru yang menggunakan energi panas bumi untuk keperluan pemanasan
industri dan domestik. Dampak dari hidrogen sulfida dan merkuri dari sumber
panas bumi bisa memiliki dampak kesehatan. Sebuah penelitian menunjukkan secara
signifikan risiko kanker hidung (SIR = 3.17;P= 0,01) ditemukan di antara
penduduk Rotorua dibandingkan dengan penduduk Selandia Baru lainnya. Namun, ini
adalah kanker langka, dan temuan ini didasarkan pada hanya empat kasus.
Penduduk Rotorua memiliki persentase yang lebih tinggi dari penduduk Maori di
sisa Selandia Baru. Para peneliti juga memeriksa data mereka dikelompokkan berdasarkan
etnis dan jenis kelamin dan menemukan peningkatan risiko yang signifikan dari
kanker trakea, bronkus, dan paru-paru (SIR = 1,48;P = 0,02) antara Maori
perempuan di Rotorua dibandingkan dengan Maori perempuan di seluruh Selandia
Baru. Perbedaan dalam merokok antara dua populasi tidak cukup untuk menjelaskan
perbedaan dalam risiko. Para penulis menyimpulkan bahwa ada data yang memadai
mengenai paparan yang mengizinkan kesimpulan tentang kemungkinan hubungan
sebab-akibat antara hidrogen sulfida dan timbulnya kanker. Secara total, tidak
mungkin untuk mengevaluasi potensi karsinogenik hidrogen sulfida berdasarkan
studi manusia.
5. Efek Kardiovaskular
Nyeri dada dan
bradikardia dilaporkan akibat terpapar hydrogen sulfide dengan konsentrasi yang
sangat tinggi melalui inhalasi (Arnold et al., 1985). Aritmia
jantung,penyimpitan jantung, dan peningkatan tekanan darah juga dialami oleh
pekerja akibat eksposur hydrogen sulfide (Krekel, 1964; Thoman, 1969; Audeau et
al, 1985.). Namun, tidak ada informasi mengenai konsentrasi hidrogen sulfida.
I.
Upaya
Penurunan Pencemaran Hidrogen Sulfida
Dalam melakukan
upaya pengendalian dan pengawasan suatu bahan pencemar di lingkungan, informasi
tentang sumber, karakteristik dan mekanisme penyebarannya di lingkungan dari
bahan polutan tersebut perlu diketahui sehingga program – program yang akan
dilakukan dalam menurunkan pencemaran bahan tersebut efektif dan efisien.
Keberadaan gas hydrogen sulfide di lingkungan bersumber dari endogen (alami)
dan eksogen (akibat aktivitas manusia/industry). Pengendalian dan pengawasan
dalam rangka menurunkan hidrogen sulfide di lingkungan dilakukan dengan cara
penetapan baku mutu udara pada sumber, baku mutu pada udara ambient, tingkat
gangguan serta ambang batas emisi gas buang. Adapun upaya yang dilakukan untuk
menurunkan gas hydrogen sulfide di lingkungan sebagai berikut :
1. Penetapan baku mutu
udara ambent hydrogen sulfide. Penetapan ini penting untuk mengetahui dan
membandingkan konsentrasi atau nilai tingkat bahan polutan dengan baku mutu
yang telah ditetapkan. Penetapan baku mutu udara ini dapat dilakukan melalui
peraturan daerah setempat.
2. Pemulihan mutu
udara. Kegiatan ini bisa dilakuan secara perorangan atau oleh penanggung jawab atau pengelola usaha atau kegiatan baik
swasta maupun pemerintah yang menghasilkan udara, baik kesadaran sendiri
setelah diketahui terjadinya polusi udara maupun akibat dari hasil pemantauan,
pengendalian atau pengawasan mutu udara ambient serta teguran dari instansi
terkait atau berdasarkan laporan masyarakat. Upaya ini sangat memerlukan
kesadaran, kemauan dan komitmen dari semua pihak untuk menjaga dan memelihara
kualitas udara demi keberlanjutan kehidupan mendatang.
3. Penanggulangan pada
sumber gas hydrogen sulfide yang berasal dari sumber atau aktivitas yang tidak
bergerak seperti industry dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah meliputi
pengawasan terhadap penataan baku mutu emisi yang ditetapkan, pemantauan emisi
yang keluar dari kegiatan dan mutu udara ambient di sekitar lokasi kegiatan
serta pemeriksaan penataan terhadap ketentuan persyaratan teknis pengendalian
pencemaran udara.
4. Pengendalian dan pengawasan pada sumber gas
hydrogen sulfide yang berasal dari sumber atau aktivitas yang meliputi
pengawasan terhadap penataan baku mutu emisi gas buang untuk kendaraan bermotor
tipe baru dan tipe lama, pemantauan mutu udara ambiet di sekitar jalan,
pengadaan bahan bakar minyak khususnya solar berkadar belerang rendah sesuai
standar yang ditetapkan.
5. Perlunya dibangun
atau dipasang Indeks Standar Pencemar Udarasebagai informasi terhadap kualitas
udara serta kesiapsiagaan keadaan darurat yang ditetapkan dan diumumkan oleh
gubernur atau walikota/bupati di wilayah kerjanya.
6. Penegakkan hukum di
bidang pencemaran lingkungan. Upaya ini perlu dilakukan terhadap pengelola
usaha atau pemilik yang menghasilkan sumber pencemaran udara sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku Fokus kegiatan yang akan dilakukan dalam upaya
penurunan gas hydrogen sulfide yang bersifat preventif khusus untuk sumber
bukan alami adalah sebagai berikut :
1.
Pemasangan filter pada
cerobong asap industry
2.
Melakukan uji emisi
secara berkala
3.
Penanaman pohon di
daerah sekitar industry dan jalan raya
4.
Pada skala rumah
tangga, fungsikan ventilasi rumah dengan baik serta mengurangi pemakain bahan
bakar minyak
5.
Peneggakan larangan
merokok di tempat umum dengan sanksi yang tegas.
6.
Membuat wilayah berbukit-bukit
7.
Penggunaan masker
Hidrogen sulfida merupakan gas alami yang sering dijumpai
manusia. Di alam bebas, gas dengan rumus kimia H2S ini dihasilkan oleh tumpukan
sampah dan gunung berapi. Tak hanya berbau busuk, gas tersebut juga berbahaya
dan dapat menyebabkan keracunan jika dihirup dalam jumlah tertentu.
Bagi
manusia, gas ini juga tak asing didengar telinga. Di dalam tubuh, hidrogen
sulfida secara alami dihasilkan oleh bakteri penghuni usus besar manusia. Gas
tersebut adalah hasil samping pembusukan makanan yang dicerna. Seperti gas lain
yang dihasilkan tubuh, ketakseimbangan produksi H2S menimbulkan berbagai
penyakit.
Dahulu, manusia enggan menelisik jauh makna dibalik kentut.
Namun, kini agaknya orang perlu berpikir ulang atas sikap yang demikian.
Sebagaimana hasil penelitian yang akan dipaparkan, gas tersebut ternyata
bermanfaat bagi kesehatan.
K.
Ambang
Batas serta Dampak Gas Hidrogen Sulfida
Tabel
1. Tingkat konsentrasi H2S dan efek terhadap manusia
Tingkat H2S (PPM)
|
Efek pada manusia
|
0.13
|
Bau minimal yang masih terasa
|
4.6
|
Mudah dideteksi, bau yang sedang
|
10
|
Permulaan iritasi mata dan mulai berair
|
27
|
Bau yang tidak enak dan tidak dapat ditoleransi
lagi.
|
100
|
Batuk-batuk, iritasi mata dan indera penciuman sudah
tidak berfungsi
|
200 - 300
|
Pembengkakan mata dan rasa kekeringan di tenggorokan
|
500 - 700
|
Kehilangan kesadaran dan bisa mematikan dalam waktu
30 - 1 jam
|
Lebih dari 700
|
Kehilangan kesadaran dengan cepat dan berlanjut
kematian
|
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1.
Hidrogen sulfida (H2S) adalah gas yang
tidak berwarna, beracun, mudah terbakar dan berbau seperti telur busuk. Gas ini
dapat timbul dari aktivitas biologis ketika bakteri mengurai bahan organik
dalam keadaan tanpa oksigen (aktivitas anaerobik), seperti di rawa, dan saluran
pembuangan kotoran. Dalam pembentukan batubara terjadi proses pembusukan oleh
bakteri anaerob maka dari itu gas H2S ini bisa saja terekspose pada saat proses
penambangan batubara
2.
Gas hidrogen sulfida terbentuk dari aktivitas bilogis pada saat terjadi
penguraian bakteri anoraganik atau dalam keadaan tanpa oksigen, H2S didalam
tubuh manusia apabila dengan kadar yang tepat dapat menjadi obat untuk penyakit
tertentu dan sebagai pengatur tekanan darah. Namun apabila kadar H2S tersebut
didalam tubuh melebihi batas maka akan sangat berbahaya.
3.
Gas hidrogen sulfida dalam komposisi udara memilika ambang batas tertentu yang
dapat dikategorikan sebagai aman sampai berbahaya, kadar 27 ppm kebawah masih
dapat ditoleransi oleh tubuh manusia, namun untuk kadar diatas 100 ppm dapat
menyebabkan batuk-batuk, gangguan pengelihatan, gangguan tenggorokan dan
apabila kadar telah sampai 500-700 ppm maka akan sangat berakibat fatal terhadap
manusia karena dapat menyebabkan kehulangan kesadaran bahkan kematian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar